Rabu, 31 Oktober 2018
My Story
Ibu, bolehkah aku kembali ke masa kecil ku dulu?
Aku ingin seperti dulu, Aku rindu masa kecil dulu.
Masa yang telah lama aku tinggalkan. Masa kecil yang penuh kenangan, dan sangat menyenangkan. Hanya bermain yang aku pikirkan, sambil di temani ibu tersayang. Aku ingin seperti dulu. Ketika keramaian mengelilingi ku, bukan kesepian yang kini menemani aku. Ketika sendiri bukan jadi masalah.
Ketika rindu bukan berarti harus bertemu. Ketika topeng bukan sesuatu yang ku kenakan setiap hari. Ketika jujur yang selalu aku utamakan.
Dulu waktu kecil, aku ingin menjadi orang dewasa. Ingin cepat dewasa. Yang bebas melakukan apapun tanpa kekangan. Bisa mencari jalan hidupnya sendiri. Tidak pernah dipaksa untuk makan, belajar dan tidur. Bebas pergi kemana saja, tanpa dilarang. Tapi sekarang aku sadar. Dewasa itu gak enak. Dewasa itu tidak mudah. Semua yang terjadi tidak sesuai dengan harapan masa kecil ku.
Jika ada pilihan, aku lebih memilih menjadi anak kecil yang merasakan manisnya coklat dan permen. Dari pada pahit nya cinta. Cinta ?? Tuhan.... sakit rasanya saat dibuat terbang begitu tinggi oleh seseorang yang kita sayang, kemudian di jatuhkan tanpa ada alas yang lembut dibawah nya. Ketika dia hilang tanpa kabar dan pergi meninggalkan aku tanpa rasa bersalah. Dan aku pura-pura seperti tidak terjadi apa-apa.
Tuhan, aku ingin seperti dulu. Dimana aku menangis karena mainan kesukaan ku direbut oleh kakak ku. Menangis karena tidak di belikan apa yang aku inginkan. Bukan seperti sekarang, menangis karena cinta. Menangis karena kamu cuek, menangis karena kamu memberikan harapan palsu.
Aku ingin seperti dulu. Ingin kembali menjadi anak kecil. Bukannya karena aku takut dan lelah dengan kehidupan dewasa yang penuh tantangan, tapi aku ingin bahagia seperti dulu. Sekarang aku terlalu banyak berfikir tanpa melakukan apapun, waktu ku sia-sia Tuhan. Aku ingin seperti dulu. Aku ingin berlari sepuasnya, aku ingin bermain tanpa batas waktu, aku ingin senyum tanpa ada tetesan air mata.Tetap tersenyum walau masalah datang menghampiriku, tidak ada duka dalam hidupku. Tanpa ada beban berat yang ada di punggung ku, karena aku tak sanggup memikulnya.
Aku ingin menjadi anak kecil yang selalu di lindungi oleh ibu, bukan aku melindungi diri ku sendiri. Aku ingin kembali merasakan pelukan hangat ibu dan gendongan nya. Aku kangen itu ya Allah. Apa mungkin Allah akan mengembalikan aku ke masa-masa itu? Sekarang usiaku bukan lagi satu angka melainkan dua angka.
Agsua
Rabu, Oktober 31, 2018
Ibu, bolehkah aku kembali ke masa kecil ku dulu?
Aku ingin seperti dulu, Aku rindu masa kecil dulu.
Masa yang telah lama aku tinggalkan. Masa kecil yang penuh kenangan, dan sangat menyenangkan. Hanya bermain yang aku pikirkan, sambil di temani ibu tersayang. Aku ingin seperti dulu. Ketika keramaian mengelilingi ku, bukan kesepian yang kini menemani aku. Ketika sendiri bukan jadi masalah.
Ketika rindu bukan berarti harus bertemu. Ketika topeng bukan sesuatu yang ku kenakan setiap hari. Ketika jujur yang selalu aku utamakan.
Dulu waktu kecil, aku ingin menjadi orang dewasa. Ingin cepat dewasa. Yang bebas melakukan apapun tanpa kekangan. Bisa mencari jalan hidupnya sendiri. Tidak pernah dipaksa untuk makan, belajar dan tidur. Bebas pergi kemana saja, tanpa dilarang. Tapi sekarang aku sadar. Dewasa itu gak enak. Dewasa itu tidak mudah. Semua yang terjadi tidak sesuai dengan harapan masa kecil ku.
Jika ada pilihan, aku lebih memilih menjadi anak kecil yang merasakan manisnya coklat dan permen. Dari pada pahit nya cinta. Cinta ?? Tuhan.... sakit rasanya saat dibuat terbang begitu tinggi oleh seseorang yang kita sayang, kemudian di jatuhkan tanpa ada alas yang lembut dibawah nya. Ketika dia hilang tanpa kabar dan pergi meninggalkan aku tanpa rasa bersalah. Dan aku pura-pura seperti tidak terjadi apa-apa.
Tuhan, aku ingin seperti dulu. Dimana aku menangis karena mainan kesukaan ku direbut oleh kakak ku. Menangis karena tidak di belikan apa yang aku inginkan. Bukan seperti sekarang, menangis karena cinta. Menangis karena kamu cuek, menangis karena kamu memberikan harapan palsu.
Aku ingin seperti dulu. Ingin kembali menjadi anak kecil. Bukannya karena aku takut dan lelah dengan kehidupan dewasa yang penuh tantangan, tapi aku ingin bahagia seperti dulu. Sekarang aku terlalu banyak berfikir tanpa melakukan apapun, waktu ku sia-sia Tuhan. Aku ingin seperti dulu. Aku ingin berlari sepuasnya, aku ingin bermain tanpa batas waktu, aku ingin senyum tanpa ada tetesan air mata.Tetap tersenyum walau masalah datang menghampiriku, tidak ada duka dalam hidupku. Tanpa ada beban berat yang ada di punggung ku, karena aku tak sanggup memikulnya.
Aku ingin menjadi anak kecil yang selalu di lindungi oleh ibu, bukan aku melindungi diri ku sendiri. Aku ingin kembali merasakan pelukan hangat ibu dan gendongan nya. Aku kangen itu ya Allah. Apa mungkin Allah akan mengembalikan aku ke masa-masa itu? Sekarang usiaku bukan lagi satu angka melainkan dua angka.
Senin, 29 Oktober 2018
Creavill | Story
Agsua
Senin, Oktober 29, 2018
Untuk menjadi pemuda yang produktif, ternyata kita tidak cukup hanya menjadi kutu buku yang hanya belajar terus di kelas. Selain itu, kita juga perlu membentuk kepribadian dengan belajar bersosialisasi dengan orang lain. Salah satu caranya kita bisa menjajal menjadi relawan. Namanya juga relawan. Artinya kita adalah orang yang bekerja dengan suka rela tanpa mengharapkan imbalan. So, jangan ngerepin gaji ya. hehe
Seperti kata bapak @aniesbaswedan "Relawan tak dibayar bukan karena tak bernilai, tapi karena tak ternilai"
Seperti kata bapak @aniesbaswedan "Relawan tak dibayar bukan karena tak bernilai, tapi karena tak ternilai"
Mungkin banyak teman-teman pikir bahwa menjadi seorang relawan itu hal yang mudah. Ternyata, gak sebegitu mudahnya loh.
Menjadi seorang relawan butuh banget yang dinamakan KOMITMEN. Seorang relawan harus bisa membagi waktunya, bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk orang lain. kita juga tidak dipaksa untuk melakukan ini dan itu.
Akan tetapi seorang relawan bukanlah seseorang yang mementingkan egonya sendiri, namun seseorang yang mampu berbagi kebahagiaan bersama orang lain. ❤ karena bahagia bukan hanya tentang uang.
Menjadi relawan akan sangat banyak memberikan pengalaman dan pelajaran hidup bagi siapapun yang menjalaninya. Seperti quote dalam film Into the Wild, “Happiness is only real when shared.” Begitulah prinsipnya ketika kita menjadi relawan, "berbagi kebahagiaan"
Jadi relawan juga bisa keren loh, kenapa?
Karena dengan menjadi relawan jiwa kita lebih peka terhadap lingkungan sekitar. Kita tidak sibuk memikirkan diri kita sendiri dengan begitu kita belajar agar kita tidak menjadi manusia yang egois yang hanya memikirkan diri sendiri tanpa memikirkan orang lain. Menjadi relawan juga sesuatu yang mulia karena dengan menjadi relawan kita sudah bisa berkontribusi pada negeri ini meski dengan aksi kecil.
Coba lihat mereka yang suka berdemo menyalahkan ketidakbecusan pemerintah atau aparat namun mereka diam saja ketika ada di sekitar kita yang membutuhkan bantuan? Memang demo itu tidak ada salahnya namun alangkah lebih baik kita bertindak langsung membenahi negeri ini seperti kata pepatah,
Coba lihat mereka yang suka berdemo menyalahkan ketidakbecusan pemerintah atau aparat namun mereka diam saja ketika ada di sekitar kita yang membutuhkan bantuan? Memang demo itu tidak ada salahnya namun alangkah lebih baik kita bertindak langsung membenahi negeri ini seperti kata pepatah,
Maksud pepatah itu kurang lebih, lebih baik melakukan aksi atau tindakan kecil apapun daripada terus menyalahkan keadaan.
Dalam perjalanan kita menjadi seorang relawan, pasti banyak hal yang akan memengaruhi, baik dari faktor eksternal maupun internal dari dalam diri sendiri. Ketika banyak hal datang dan membuat kita ragu, cobalah untuk mengingat kembali apa tujuan awal kita memilih menjadi relawan. Jika kita sudah menemukan tujuan awal, kita juga seharusnya bisa mendapatkan kembali semangat seperti di awal melakukannya.
Menjadi relawan mungkin saja bukan merupakan hal yang mudah, tapi jika kita memiliki tujuan, tentu kita tidak akan berhenti begitu saja sebelum mencapai tujuan tersebut. kita juga pasti tahu bahwa setiap pencapaian membutuhkan proses dan satu atau dua halangan tidak bisa menjadi alasan untuk mencapai tujuanmu.
Sangat membahagiakan memang jika bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia lain atau bahkan makhluk hidup lainnya. Menjadi relawan juga bisa menjadi langkah kecil kita untuk mengubah dunia, lho. Kalau tidak percaya, mulailah menjadi relawan dan lihat apa yang akan kita dapatkan!
Bagaimana denganmu? Semoga jadi perbaikan buat diri kita ya gengs. ๐.
#creavill #bandung #indorelawan #hitsrelawan #rumahbaca #desaberdaya #untukindonesia
My Story
Agsua
Senin, Oktober 29, 2018
Terkadang dalam hidup ini kita selalu berpikir dan bertanya-tanya “mengapa aku tidak tidak bahagia seperti mereka ?”
Jawabannya sederhana, sesungguhnya hidup ini penuh dengan kebahagiaan. Masing-masing dari kita sudah Allah beri sesuai dengan kebutuhan. Hanya saja karena diri kita dikuasai oleh ilusi, ambisi dan berbagai keinginan. Selalu merasa ingin seperti orang lain. Hingga lupa mensyukuri nik’mat yang Allah beri. Tak terasa bahagia itu hilang dari diri kita. Dan yang ada hanya mengeluh dan mengeluh.
Hidup ini tidak ada tempat yang gelap, hanya saja tempat yang kita lalui belum kita terangi. Lalu mengapa tidak kita putuskan untuk meneranginya ?
Hidup ini pilihan. Ingin selamat di dunia, tapi menderita di akhirat. Atau selamat di dunia dan akhirat ?
Bila ingin selamat di dunia dan akhirat terangi hidup yang singkat ini, dengan berjalan di jalan-Nya. Berusaha mengistiqomahkan pilihan dengan memilih teman yang mampu membawa kebaikan bagi Agama kita.
Hidup ini tidak ada masalah yang sulit, hanya saja kita belum berani menghadapi. Kadang kita terlalu takut untuk memulai padahal kita hanya sebatas mendengar cerita orang. Sama halnya dengan berani menikah diusia Muda. Banyak yang bilang menikah diusia muda tidak bisa. Karena dananya belum mencukupi. Jadi harus menunda hingga mapan baru menikah. Loh…. Itu kan versi orang lain, Mengapa tidak kita mulai dengan versi kita ? Menikah muda dengan keyakinan karenaNya, untuk meraih SurgaNya dengan merayakannya sesuai dengan kemampuan kita dan tentunya sesuai syariatNya
Tidak ada kesedihan dalam hidup ini, yang ada hanya kita menggunakan sisi melankolis untuk melihatnya. Seperti para jomblo mulia, mereka bahagia dan enjoy dalam menjalani kesendiriannya. Karna apa ? Karena mereka yakin perkara Jodoh, Rejeki dan Maut sudah Allah tetapkan. Jadi bila ada kita yang sedih karena gagal dikhitbah, ya legowo aja… Tandanya Allah belum mau kita berjodoh dengannya. ^^
Tidak ada jalan buntu di hidup ini, yang ada hanya jika kita sendiri yang membatasinya. Setiap masalah dalam rumahtangga sejatinya merupakan bumbu penyedap. Bila ada masalah antara suami dan istri, bisa diselesaikan dengan baik tanpa harus adanya kata cerai. Hanya butuh ada yang mengalah dan keikhlasan hati untuk bersabar. Sanggupkah ?
My Story
Agsua
Senin, Oktober 29, 2018
SENYUM itu ringan tak bersuara, tapi penuh makna..
SENYUM itu murah, tapi tak ternilai dengan rupiah..
SENYUM itu tak butuh tenaga, tapi besar motivasinya..
SENYUM itu hal yang mudah, tapi selalu nampak indah..
SENYUM itu 1 hal yang biasa, tapi bisa jadi spesial..
SENYUM itu ibadah yang paling mudah, tapi berpahala setara dengan sedekah..
Penuhilah hari-harimu dengan senyuman manis agar semua orang ikut tersenyum karenamu
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah manusia paling mulia, paling tinggi kedudukannya, dan paling lapang dada terhadap para sahabatnya. Beliau mengikat simpati dan kecintaan para sahabatnya dengan senyuman di wajahnya dan kelembutan di tutur katanya.
َูุจِู
َุง ุฑَุญْู
َุฉٍ ู
َِู ุงَِّููู ِْููุชَ َُููู
ْ ََْููู ُْููุชَ َูุธّุงً ุบَِููุธَ ุงَْْูููุจِ َูุงَْููุถُّูุง ู
ِْู ุญََِْููู َูุงุนُْู ุนَُْููู
ْ َูุงุณْุชَุบِْูุฑْ َُููู
ْ َูุดَุงِูุฑُْูู
ْ ِูู ุงْูุฃَู
ْุฑِ
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.”
(QS. Ali Imran: 159)
Dari Abu Dzar Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
ุชَุจَุณُّู
َُู ِูู َูุฌِْู ุฃَุฎَِูู ََูู ุตَุฏََูุฉٌ
“Senyummu kepada saudaramu menjadi shodaqoh bagimu.”
(HR. Tirmidzi dan dishahihkan Syaikh Al-Albani)
Langganan:
Postingan (Atom)